Selasa, 08 Desember 2015

Alokasi Biaya Departemen Pendukung

A.  Gambaran Umum Alokasi Biaya
Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk, disebut sebagai biaya bersama ( commont cost). Contonya: upah yang dibayarkan pada penjaga keamanan di suatu pabrik merupakan biaya bersama semua produk berbeda yang diproduksi di pabrik tersebut. Manfaat keamanan dapat dirasakan oleh semua produk, tetapi pembebanan biaya keamanan kesetiap produk adalah proses arbitrer.
1.  Jenis-jenis Departemen
Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual pada pelanggan.
Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang diproduksi. Contoh, departemen pengesahan dan perakitan. Departemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut, misalnya: pemeliharaan, permesinan,pertamanan,rumah tangga,personalia,dan penyimpanan.
Pabrik pembuat furnitur dapat dibagi menjadi dua Departemen Produksi (Perakitan dan Penyesaian) dan empat Departemen Pendukung (Ruang Penyimpanan Bahan Baku,Kafetaria,Pemeliharaan,General Factory).Bank dapat dibagi dalam tiga Departemen Produksi (Kredit Kendaraan Bermotor,Kredit Komersial,serta Personal Banking) dan tiga Departemen Pendukung (Kendaraan Lewat,Pemrosesan Data,dan Administrasi Bank).
2.  Pengalokasian Biaya dari Departemen ke Produk
Mari,kita pertimbangkan alasan hal ini dilakukan.Anggaplah hanya biaya overhead yang dapat ditelusuri secara langsung ke Departemen Produksi yang dibebankan pada produk yang melewati departemen-departemen tersebut.Biaya Departemen Pendukung tidak akan dibebankan pada produk karena berdasarkan definisinya,produk tidak pernah melewati Departemen Pendukung.Akan tetapi,kita tahu biaya penyediaan jasa pendukung adalah bagian dari biaya total produk dan harus dibebankan pada produk.Oleh karena itu,biaya Departemen Pendukung harus dialokasikan ke Departemen Produksi.
3.  Jenis-jenis Dasar Alokasi
Departemen Produksi membutuhkan jasa pendukung,Oleh sebab itu, biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas Departemen Produksi.Faktor penyebab (causal factor) adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya Departemen Pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentivikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.
Untuk mengilustrasikan jenis penggerak biaya yang dapat digunakan,pertimbangkanlah tiga Departemen Pendukung berikut : Listrik,Personalia,dan Penanganan Bahan Baku.Untuk biaya listrik,dasar alokasi yang logis adalah jam penggunaan listrik yang dapat diukur dengan meteran terpisah untuk tiap departemen.Jika meteran terpisah tidak ada,jam mesin yang digunakan tiap departemen mungkin akan menjadi pengganti atau penggerak yang baik.Untuk biaya personalia,baik jumlah karyawan Departemen Produksi maupun pergantian tenaga kerja (contohnya,jumlah tenaga kerja baru) adalah penggerak biaya yang mungkin digunakan.Penanganan bahan baku,jumlah perpindahan bahan,lamanya jam penanganan bahan,dan jumlah bahan yang dipindahkan dapat menjadi penggerak biaya.
4.  Tujuan Alokasi
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:
1.  Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan.
2.  Untuk menghitung profibilitas lini produk.
3.  Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian.
4.  Untuk meniai persedian.
5.  Untuk memotivasi para manajer.
Jika biaya tidak dialokasikan denga akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi, hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal yang berhubungan dekat dengan penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Tentu saja biaya yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan laba.
Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya Departemen Pendukung tidak di alokasikan ke Departemen Produksi, para menejer dapat memperlakukan jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataanya, biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manejer Departemen Produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat memastikan bahwa para manejer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi, mengalokasikan biaya jasa membantu tiap Departemen Produksi memilih tingkat konsumsi yang benar.
B. Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen ke Departemen Lainnya
Biaya Departemen Pendukung sering dialokasikan ke departemen lain melalui penggunaan tarif pembebanan.Pada kasus ini,kita berfokus pada alokasi biaya suatu departemen ke departemen lain.Sebagai contoh,Departemen Pemrosesan Data suatu perusahaan melayani berbagai departemen lainnya.Kemudian,biaya pengoperasian Departemen Pemrosesan Data dialokasikan ke departemen-departemen yang dilayani.
1.  Tarif Pembebanan Tunggal
Misal bahwa perusahaan mengembangkan Departemen Fotokopi sendiri untuk melayani tiga departemen produksinya (Audit, Pajak, dan Konsultan Manajemen Sistem atau MAS). Biaya Departemen Fotokopi termasuk biaya tetap sebesar $0,023 per lembar fotokopi (kertas dan tinta). Estimasi penggunaan (dalam kertas) oleh ketiga Departemen Produksi adalah sebagai berikut :


Departemen Audit
94.500
Departemen Pajak
67.500
Departemen MAS
108.000
Total
270.000

Jika tarif pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan digabungkan dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). total biaya sebesar $32.400 dibagi dengan estimasi jumlah lembar yang di fotokopi sebanyak 270.000 yang akan menghasilkan tarif per lembar sebesar $0,12.
Jumlah yang dibebankan ke Departemen Produksi merupakan suatu fungsi jumlah lembar yang di fotokopi. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah sebagai berikut : Departemen Audit 92.000 halaman,Departemen Pajak 65.000 halaman,dan MAS 115.000 halaman. Total biaya fotokopi yang dibebankan pada masing-masing departemen dapat diperlihatkan sebagai berikut :

Jumlah Halaman
X
Beban per Halaman
=
Total Pembebanan

Audit
92.000

$0,12

$11.040
Pajak
65.000
0,12
7.800
MAS
115.000
0,12
13.800
Total
272.000
$32.640

Apakah Departemen Fotokopi  membutuhkan $32.640 untuk membutuhkan 272.000 lembar? Tidak, Departemen Fotokopi  hanya membutuhkan $32.446 [$26.190 + (272.000 x $0,023)].
2.  Tarif Pembebanan Ganda
Mari, asumsikan Departemen Audit dan MAS memiliki kebutuhan yang hampir sama dalam setahun. Dengan kata lain, kedua departemen ini mengantisipasi kebutuhan sebanyak 202.500 (94.500 + 108.000) halaman per tahun dan rata-ratanya akan sebesar 16.875 per bulan. Karena tidak ada satu bulan yang penggunaannya lebih tinggi daripada bulan lainnya, penggunaan bulanan tertinggi bagi kedua departemen ini juga 16.875 halaman. Akan tetapi, Departemen Pajak mengantisipasi pola yang berbeda. Dari 67.500 halaman tahunan yang dianggarkan, departemen tersebut diperkirakan membutuhkan sepertiganya atau 22.500 halaman dalam hulan April. Oleh karena itu, penggunaan tertinggi dalam satu bulan diperkirakan menjadi 39.375 halaman. Penggunaan inilah yang dijadikan dasar desain ukuran Departemen Fotokopi.
Sekarang, kita dapat mengembangkan dua tarif pembebanan untuk Departemen Fotokopi. Tarif pertarna adalah tarif variabel untuk tinta dan kertas. Tarif ini dapat dihitung dengan mudah, yaitu sebesar $ 0,023 per halaman. Tentu saja, faktor penyebabnya adalah jumlah halaman yang difotokopi. Tarif kedua adalah tarif untuk biaya tetap sewa peralatan dan upah. Biaya ini dibebankan pada Departemen Produksi berdasarkan pada rencana penggunaan tertinggi Departemen Produksi.

Jumlah Halaman Tertinggi
Proporsi Penggunaan Tertinggi
Total Biaya Tetap
Jumlah yang Dialokasikan ke Tiap Departemen

Audit

7.875

0,20

$ 26.190

$ 5.328
Pajak
22.500
0,57
26.190
14.928
MAS
9.000
0,23
26.190
6.024
Total
39.375


$ 26.190

Jumlah yang dibebankan pada Departemen Produksi sekarang adalah fungsi dari jumlah halaman yang difotokopi dan penggunaan tertinggi yang diantisipasi. Anggaplah penggunaan aktual Departemen Audit 92.000 halaman, Pajak 65.000 halaman, dan MAS 115.000 halaman. Total beban Departemen Fotokopi akan menjadi seperti berikut ini.








Jumlah Halaman
x $0,023
+
Alokasi Biaya Tetap
=
Total Pembebanan

Audit

$ 2.116


$ 5.238


$ 7.354
Pajak
1.495

14.928

16.423
MAS
2.645

6.024

8.669
Total
$ 6.256

$ 26.190

$ 32.446

Perhatikan bahwa alokasi biaya Departemen Fotokopi menjadi sangat berbeda jika dua tarif pembebanan digunakan. Dalam kasus ini, Departemen Pajak menyerap proporsi biaya yang lebih besar karena penggunaan tertingginya adalah dasar untuk ukuran Departemen Fotokopi. Perhatikan juga bahwa jumlah yang dibebankan sebesar $ 32.446 sangat dekat dengan biaya aktual dalam menjalankan Departemen Fotokopi. Dengan dua tarif pembebanan, setiap tarif pembebanan didasarkan pada faktor penyebab yang kuat, alokasi biaya pada departemen yang menggunakan tarif pembebanan didasarkan pada jumlah biaya sebenarnya yang ditimbulkan Departemen Pendukung.
Apakah bisa terdapat lebih dari dua tarif pembebanan? Tentu saja bisa. Akan tetapi, jika perusahaan membagi sumber daya Departemen Pendukung dan faktor-faktor penyebab secara lebih baik, hal ini hampir mirip dengan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Tarif-tarif pembebanan yang lebih akurat tersebut harus diimbangi dengan biaya untuk menetapkan dan menerapkan tarif tersebut. Seperti biasanya, perusahaan harus mempertimbangkan biaya dan manfaatnya.
3.  Penggunaan yang Dianggarkan versus Penggunaan Aktual
Keputusan untuk memakai penggunaan yang dianggarkan atau penggunaan aktual bergantung pada tujuan alokasi. Untuk perhitungan harga pokok pruduk, alokasi dilakukan pada awal tahun dengan dasar penggunaan yang dianggarkan sehingga tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu dapat dihitung. Akan tetapi, jika tujuannya adalah evaluasi kinerja, alokasi dilakukan pada akhir periode dan didasarkan pada penggunaan aktual.
Mari, kembali pada contoh fotokopi. Ingatlah kembali bahwa biaya tetap tahunan yang dianggarkan adalah $ 26.190 dan biaya variabel per halaman yang dianggarkan adalah $0,023. Ketiga Departemen Produksi –Audit, Pajak, dan MAS– memperkirakan penggunaan sebanyak 94.500 halaman, 67.500 halaman, dan 108.000 halaman. Berdasarkan data ini, biaya yang dialokasikan ke setiap departemen pada awal tahun dengan menggunakan tarif pembebanan tunggal diperlihatkan pada Tampilan 7-4.


Jumlah Halaman
x
Tarif Total
=
Biaya yang Dialokasikan

Audit

94.500


$ 0,12


$ 11.340
Pajak
67.500

0,12

8.100
MAS
108.000

0,12

12.960
Total
270.000


$ 32.400

Tampilan 7-4  Penggunaan Data yang Dianggarkan untuk Perhitungan Harga Pokok Produk


Jumlah Halaman
x
Tarif Total
=
Biaya yang Dialokasikan

Audit

92.000


$ 0,12


$ 11.040
Pajak
67.500

0,12

7.800
MAS
115.000

0,12

13.800
Total
270.000


$ 32.400

Tampilan 7-5Penggunaan Data Aktual untuk Tujuan Evaluasi Kinerja

Ketika alokasi dilakukan dengan tujuan menganggarkan biaya Departemen Produksi, biaya yang digunakan tentu adalah biaya Departemen Pendukung yang dianggarkan. Biaya pemfotokopian yang dialokasikan ke tiap departemen akan ditambahkan ke biaya Departemen Produksi lainnya, termasuk biaya yang secara langsung dapat ditelusuri ke tiap departemen ditambah alokasi Departemen Pendukung lainnya untuk menghitung antisipasi pengeluaran tiap departemen. dalam sebuah pabrik manufaktur, alokasi biaya Departemen Pendukung yang dianggarkan ke Departemen Produksi akan mendahului perhitungan tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu.
Selama tahun berjalan, setiap Departemen Produksi juga akan bertanggung jawab pada beban aktual yang terjadi yang didasarkan pada jumlah aktual halaman yang dikopi. Kembali pada penggunaan aktual yang diasumsikan sebelumnya, alokasi kedua sekarang dilakukan untuk mengukur kinerja aktual tiap departemen dibandingkan dengan anggarannya. Biaya aktual pemfotokopian yang dialokasikan ke tiap departemen untuk tujuan evaluasi kinerja ditunjukkan pada Tampilan 7-5.
C. Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung
1.  Metode Alokasi Langsung
Metode langsung adalah metode yang paling sederhana dan paling langsung untuk mengalokasikan biaya Departemen Pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan secara langsung ke Departemen Produksi sesuai proporsi penggunaan jasa departemen tersebut.
Untuk mengilustrasikan metode langsung, lihatlah data pada Tampilan 7-7 yang menunjukkan aktivitas yang dianggarkan dan biaya yang dianggarkan dari dua Departemen Pendukung dan dua Departemen Produksi. Anggaplah faktor penyebab biaya listrik adalah jam penggunaan listrik dan faktor penyebab biaya pemeliharaan adalah jam pemeliharaan.Dalam metode langsung, hanya jam penggunaan listrik dan jam pemeliharaaa di Departernen Produksi yang digunakan untuk menghitung rasio alokasi. Rasio alokasi metode langsung dan alokasi biaya Departemen Pendukung berdasarkan data yang diberikan pada Tampilan 7-7 ditunjukkan pada Tampilan 7-8. (Untuk menyederhanakan ilustrasi, tidak dibedakan antara biaya tetap dan biaya variabel).


Departemen Pendukung
Departemen Produksi
Sumber Tenaga
Pemeliharaan
Pengasahan
Perakitan

Biaya langsung*

$ 250.000

$ 160.000

$ 100.000

–$ 60.000
Aktivitas Normal :




Jam Penggunaan Listrik
200.000
600.000
200.000
Jam Pemeliharaan
1.000
4.500
4.500
*Pada Departemen Produksi, biaya langsung hanya merujuk pada biaya overhead yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen tersebut.

Tampilan 7-7Data untuk Mengilustrasikan Metode Alokasi



Langkah 1 : Hitung Rasio Alokasi


Pengasahan
Perakitan

Sumber Tenaga



0,75



0,25
Pemeliharaan

0,50


0,50

Langkah 2 : Alokasikan Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan
Rasio Alokasi

Departemen Pendukung
Departemen Produksi
Sumber Tenaga
Pemeliharaan
Pengasahan
Perakitan

Biaya Langsung

$ 250.000

$ 160.000

$ 100.000

$ 60.000
Sumber Tenagaa
(250.000)
187.000
62.500
Pemeliharaanb
(160.000)
80.000
80.000

$ 0
$ 0
$ 367.000
$ 202.500
a Alokasi biaya listrik berdasarkan rasio alokasi dari Langkah 1 : 0,75 x 250.000, 0,25 x $ 250.000
b Alokasi biaya pemeliharaan berdasarkan rasio dari Langkah 1 : 0,50 x $ 160.000, 0,25 x $ 160.000

Tampilan 7-8  Ilustrasi Alokasi Langsung
2.  Metode Alokasi Berurutan
Metode alokasi berurutan (atau bertahap) mengakui adanya interaksi antar ­Departemen Pendukung. Akan tetapi, metode berurutan tidak sepenuhnya mengakui interaksi antar-Departemen Pendukung. Alokasi biaya dilakukan dengan cara menurun, mengikuti prosedur ranking yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Urutannya biasanya ditentukan dengan me-ranking Departemen Pendukung sesuai urutan jumlah pelayanan yang diberikan dari urutan terbanyak hingga paling sedikit. Tingkat pelayanan biasanya diukur dengan biaya langsung tiap Departemen Pendukung; departemen dengan biaya tertinggi dianggap sebagai pemberi layanan terbanyak.
Alokasi yang diperoleh dengan metode berurutan ditunjukkan pada Tampilan 7-10. Langkah pertatna adalah menghitung rasio alokasi. Perhatikan bahwa rasio alokasi untuk Departemen Pemeliharaan mengabaikan penggunaan oleh Departemen Sumber Tenaga karena biaya Departemen Pemeliharaan tidak dapat dialokasikan ke Departemen Pendukung yang berada di urutan atasnya dalam urutan alokasi. Langkah kedua adalah mengalokasikan biaya Departemen Pendukung dengan menggunakan rasio alokasi yang dihitung dalam langkah pertama.
Perhatikanlah bahwa biaya Departemen Sumber Tenaga sebesar
$ 50.000 dialokasikan ke Departemen Pemeliharaan. Hal ini mencerminkan kenyataan bahwa Departemen Pemeliharaan menggunakan 20 persen output dari Departemen Sumber Tenaga. Akibatnya, biaya pengoperasian Departemen Pemeliharaan meningkat dari $ 160.000 menjadi $ 210.000. Perhatikan juga bahwa ketika biaya Departemen Pemeliharaan dialokasikan, tidak ada biaca yang dialokasikan kembali ke Departemen Sumber Tenaga meskipun Departemen Sumber Tenaga menggunakan 1.000 jam output Departemen Pemeliharaan.
Metode berurutan lebih akurat daripada metode langsung karena mengakui beberapa interaksi antar-Departemen Pendukung. Akan tetapi, merode ini tidak mengakui semua interaksi; tidak ada biaya pemeliharaan yang dibebankan
pada Departemen Sumber Tenaga meskipun departemen tersebut menggunakan 10 persen output Departemen Pemeliharaan. Metode timbal balik memperbaiki kelemahan ini.

Langkah 1 : Hitung Rasio Alokasi

Pemeliharaan
Pengasahan
Perakitan

Sumber
Tenaga


0.20



0.60

0.20
Pemeliharaan
0,50

0,50

Langkah 2 : Alokasikan Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan
Rasio Alokasi

Departemen Pendukung
Departemen Produksi
Sumber Tenaga
Pemeliharaan
Pengasahan
Perakitan

Biaya Langsung

$ 250.000

$ 160.000

$ 100.000

$ 60.000
Sumber Tenagaa
(250.000)
50.000
150.000
50.000
Pemeliharaanb
(210.000)
105.000
105.000

$ 0
$ 0
$ 355.000
$215.000
a Alokasi biaya listrik berdasarkan rasio alokasi dari Langkah 1 : 0,20 x 250.000; 0,60 x $ 250.000;
0,20 x $ 250.000
b Alokasi biaya pemeliharaan berdasarkan rasio dari Langkah 1 : 0,50 x $ 210.000; 0,25 x $ 210.000

Tampilan 7-10Ilustrasi Alokasi Berurutan
3.  Metode Alokasi Timbal Balik
Metode alokasi timbal balik(reciprocal) mengakui semua interaksi antar-Departemen Pendukung. Dalam metode timbal balik, pemakaian suatu Departemen Pendukung oleh departemen menentukan biaya total tiap
Departemen Pendukung yang biaya totalnya mencerminkan interaksi
antar-Departemen Pendukung. Kemudian, biaya total Departemen Pendukung yang baru tersebut dialokasikan ke Departemen Produksi. Metode ini memperhitungkan semua interaksi antar-Departemen Pendukung.
a)    Biaya Total Departemen Pendukung
Untuk menentukan biaya total Departemen Pendukung agar mencerminkan interaksi dengan Departemen Pendukung lainnya, suatu sistem persamaan linear yang simultan harus dipecahkan. Setiap persamaan yang merupakan suatu persamaan biaya bagi sebuah Departemen Pendukung; didefinisikan sebagai jumlah biaya langsung departemen ditambah proporsi jasa yang diterima dari Departemen Pendukung lainnya.

Biaya Total = Biaya Langsung + Biaya yang Dialokasikan

Metode ini paling bagus dijelaskan dengan menggunakan suatu contoh yang menggunakan data yang sama dengan yang digunakan untuk mengilustrasikan metode langsung dan berurutan (lihat Tampilan 7-11).
Rasio alokasi yang dibutuhkan untuk persarnaan simultan diinterpretasikan sebagai berikut : Departemen Pemeliharaan menerima 20 persen dari output Departemen Sumber Tenaga; Departemen Sumber Tenaga menerima 10 persen dari output Departemen Pemeliharaan. Sekarang, P adalah biaya total Departemen Sumber Tenaga dan M adalah biaya total Departemen Perneliharaan. Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, biaya total Departemen Pendukung adalah jumlah biaya langsungnya ditambah proporsi jasa yang diterima dari Departemen Pendukung lainnya. Dengan menggunakan data dan rasio alokasi dari Tampilan 7-11, persamaan biaya untuk tiap Departemen Pendukung dapat dinyatakan sebagai berikut.

P  =          Biaya Langsung + Bagian Biaya Pemeliharaan (7.1)
=          $ 250.000 + 0,1M (Persamaan biaya Departemen Sumber Tenaga)
M  =          Biaya Langsung + Bagian Biaya Listrik (7.2)
=          $ 160.000 + 02,P (Persamaan Biaya Departemen Pemeliharaan)

Komponen-komponen biaya langsung untuk tiap persamaan diambil dari Tampilan 7-11, begitu juga dengan rasio alokasinya.Persamaan biaya Departemen Sumber Tenaga (Persamaan 7.1) dan persamaan biaya Departemen Pemeliharaan (Persamaan 7.2) dapat diselesaikan secara simultan untuk menghasilkan biaya total tiap Departemen Pendukung. Substitusi Persamaan 7.1 ke dalam Persamaan 7.2 memberikan hasil berikut.

Departemen Pendukung
Departemen Produksi
Sumber Tenaga
Pemeliharaan
Pengasahan
Perakitan

Biaya langsung*

$ 250

$ 160

$ 100.000

$ 60.000
Aktivitas Normal :




Jam Penggunaan Listrik
200.000
600.000
200.000
Jam Pemeliharaan
1.000
4.500
4.500
Proporsi dari Output yang Digunakan oleh Setiap Departemen

Sumber Tenaga
Pemeliharaan
Pengasahan
Perakitan

Rasio Alokasi :




Sumber Tenaga
0,20
0,60
0,20
Pemeliharaan
0,10
0,45
0,45
* Pada Departemen Produksi, biaya langsung didefinisikan sebagai biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri ke departemen bersangkutan

Tampilan 7-11       Ilustrasi Alokasi Langsung
Mengalokasikan Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio Alokasi (Tampilan 7-11) dan Biaya Total Departemen Pendukung dari
Persamaan Metode Timbal Balik

Departemen Pendukung
Departemen Produksi
Sumber Tenaga
Pemeliharaan
Pengasahan
Perakitan

Biaya Langsung

$ 250.000

$ 160.000

$ 100.000

$ 60.000
Sumber Tenagaa
(271.429)
54.286
162.857
54.286
Pemeliharaanb
21.429
(214.286)
96.429
96.429

$ 0
$ 0
$ 359.286
$ 210.715
a Sumber tenaga : 0,20 x $ 271.429, 0,60 x $ 271,429, 0,2 x $ 271.429
b Pemeliharaan : 0,10 x $ 214.286, 0,45 x $ 214.286, 0,45 x $ 214.286

Tampilan 7-12       Ilustrasi Alokasi Timbal Balik

M       =          $ 160.000 + 0,2 ($250.000 + 0,1M)
                  M             =          $ 160.000 x $ 50.000 + 0,02M
          0,98 M            =          $210.000
                  M =          $ 214.286
Substitusi nilai ini untuk M dalam Persamaan 7.1 menghasilkan biaya total Departemen Sumber Tenaga.


     P         =          $ 250.000 + 0,1 ($ 214.286)
                 =          $ 250.000 + $ 21.429
                 =          $ 271.429
Setelah persamaan diselesaikan, biaya total untuk tiap Departemen Pendukung diketahui.
b)   Alokasi ke Departemen Produksi
Setelah biaya total tiap Departemen Pendukung diketahui, alokasi ke Departemen Produksi dapat dilakukan. Alokaei­alokasi ini berdasarkan pada proporsi output yang digunakan tiap Departemen Produksi, seperti ditunjukkan pada Tampilan 7-12. Perhatikan bahwa biaya total -yang dialokasikan ke Departemen Produksi (dari Departemen Sumber Tenaga dan Pemeliharaan) sama dengan $ 410.000. Hal itu 'menipakan total biaya langsung kedua Departemen Pendukung ($ 250.000 + $ 160.000). Biaya total yang dialokasikan sebenarnya sama dengan $410.001, tetapi perbedaan tersebut disebabkan oleh pembulatan.
c)    Perbandingan Ketiga Metode
Tampilan 7-13 memperlihatkan alokasi biaya dari Departemen Sumber Tenaga dan Pemeliharaan ke Departemen Pengasahan dan Perakiran dengan menggunakan tiga metode alokasi biaya Departemen Pendukung. Seberapa berbedakah hasilnya? Apakah jenis metode yang digunakan benar-benar menjadi masalah? Ketiga metode alokasi dapat memberikan hasil yang sangat berbeda, tergantung pada tingkat interaksi antar-Departemen Pendukung. Dalam contoh yang telah dibahas, metode langsung mengalokasikan $12.500 lebih banyak ke Departemen Pengasahan ($ 12.500 lebih sedikit ke Departemen Perakitan) daripada yang dihitung oleh metode berurutan. Manajer Departemen Perakitan tentu akan lebih menyukai metode langsung, sedangkan manajer Departemen Pengasahan akan lebih menyukai metode berurutan. Karena metode alokasi dapat memengaruhi tanggung jawab manajer atas biaya, akuntan harus memahami berbagai konsekuensi yang ditimbulkan oleh penggunaan metode yang berbeda dan memiliki alasan tepat bagi pilihan yang dibuatnya.






Metode Langsung

Metode Berurutan

Metode Timbal Balik
Pengasahan
Perakitan
Pengasahan
Perakitan
Pengasahan
Perakitan

Biaya Langsung :

$ 100.000

$ 60.000

$ 100.000

$ 60.000

$ 100.000

$ 60.000
Dialokasikan dari
Depaertemen
Sumber Tenaga
187.500
62.500
150.000
50.000
162.857
54.286
Dialokasikan dari
Departemen
Pemeliharaan
80.000
80.000
105.000
105.000
96.429
96.429
Total Biaya
$ 367.500
$ 202.500
$ 355.000
$ 215.000
$ 359.286
$ 210.715

Tampilan 7-13       Perbandingan Alokasi Biaya Departemen Pendukung
dengan Menggunakan Metode Langsung, Berurutan dan
Timbal Balik

Faktor lain dalam mengalokasikan biaya Departemen Pendukung adalah perubahan teknologi yang cepat. Saat ini, banyak perusahaan menyadari alokasi biaya Departemen Pendukung berguna bagi mereka. Akan tetapi, perpindahan menuju, perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dan manufaktur just-in-time dapat meniadakan kebutuhan atas alokasi biaya Departemen Pendukung secara virtual. Dalam pabrik yang menerapkan JTT dengan sel-sel manufaktur, banyak pelayanan (misalnya, pemeliharaan, penanganan bahan baku, dan penyetelan) dikerjakan oleh para pekerja sel.
D. Tarif Overhead Departemen dan Perhitungan Harga Pokok Produk
Setelah mengalokasikan semua biaya pendukung ke Departemen Produksi, tarif overhead dapat dihitung untuk tiap departemen. Tarif ini dihitung dengan menambahkan biaya Departemen Pendukung yang dialokasikan dengan biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri ke Departemen Produksi dan membagi jumlah total ini dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin.
Sebagai contoh, dari Tampilan 7-10, biaya total overhead untuk Departemen Pengasahan setelah alokasi biaya pendukung adalah $ 355.000. Asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan biaya overhead pada produk yang melewati Departemen Pengasahan dan tingkat aktivitas normal adalah 71.000 jam mesin. Tarif overhead untuk Departemen Pengasahan dihitung sebagai berikut.

Tarif overhead = $ 355.000/71.000 jam mesin = $ 5 per jam mesin

Dengan cara yang sama, asumsikanlah Departemen Perakitan menggunakan jam tenaga kerja langsung untuk membebankan overhead-nya. Dengan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja langsung,
tarif overhead untuk Departemen Perakitan adalah sebagai berikut.

Tarif overhead =          $ 215.000/107.500 jam tenaga kerja langsung
=          $ 2 per jam tenaga kerja langsung

Dengan menggunakan tarif-tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai contoh, anggaplah suatu produk membutuhkan dua jam
mesin pengasahan dan satu jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi.
Biaya overhead yang dibebankan pada satu unit produk ini menjadi $ 12
[(2 x $ 5) + (1 x $ 2)]. Jika produk yang sama menggunakan bahan baku senilai
$ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengasahan dan Perakitan),
maka biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).
E.  Lampiran : Bentuk Alokasi Biaya Patungan
Produk patungan (joint products) adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara simultan dengan proses yang sama hingga pada titik “pemisahan”. Titik pemisahan (split-off point) adalah titik yang produk patungannya menjadi terpisah dan bisa diidentifikasi. Sebagai contoh, minyak dan gas alam adalah produk patungan. Ketika suatu perusahaan mengebor minyak, perusahaan tersebut juga akan mendapatkan gas alam. Biaya eksplorasi, perolehan hak atas mineral, dan pengeboran terjadi pada awal hingga titik pemisahan. Biaya-biaya tersebut diperlukan untuk membawa minyak mentah dan gas alam keluar dari tanah. Biaya­-biaya itu termasuk biaya umum untuk kedua produk tersebut. Beberapa produk patungan tentu memerlukan pemrosesan setelah titik pemisahan. Sebagai contoh, minyak mentah bisa diproses lebih lanjut untuk bahan bakar pesawat, bensin, minyak tanah, naptha, dan produk petrokimiawi lainnya. Intinya adalah biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang terjadi hingga titik pemisahan awal adalah biaya patungan yang bisa dialokasikan ke produk akhir secara abritrer. Tampilan 7-14 menunjukkan proses produksi patungan.
1.  Akuntansi untuk Biaya Produk Patungan
Akuntansi untuk seluruh biaya patungan dari produksi (bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead) tidak berbeda dengan akuntansi untuk biaya produk secara umum. Alokasi dari biaya patungan ke setiap produk adalah sumber kesulitannya. Alokasi harus dilakukan untuk tujuan pajak penghasilan dan pelaporan keuangan-untuk menilai persediaan yang dimasukkan ke neraca dan menentukan laba. Jadi, meskipun abritrer, suatu metode alokasi harus ditemukan untuk mengalokasikan biaya sewajar mungkin. Berbagai metode digunakan untuk mengalokasikan biaya patungan. Metode ini mencakup metode unit fisik, nilai ­penjualan-saat-pemisahan, dan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan.

Pork Meat

Hides

Processing

Material :
Hog
Split-Off
Point
 







a.  Metode Unit Fisik
Berdasarkan metode unit fisik (physical units method), biaya patungan didistribusikan ke produk berdasarkan ukuran fisik. Ukuran fisik ini bisa dinyatakan dalam unit, seperti pon, ton, galon, kaki persegi, berat atom, atau suhu.
Secara perhitungan, metode unit fisik mengalokasikan ke setiap produk patungan proporsi yang sama dari biaya patungan dengan proporsi unit yang mendasarinya. Jadi, jika suatu proses patungan menghasilkan 300 pon Produk A dan 700 pon produk B, maka Produk A menerima 30 persen dari biaya patungan dan Produk B menerima 70 persen. Perhitungan alternatifnya adalah membagi total biaya patungan dengan total output untuk menemukan rerata biaya per unit. Kemudian, rerata biaya per unit dikalikan dengan jumlah unit dari setiap produk. Meskipun tidak sepenuhnya memuaskan, metode ini memiliki logika ukuran yang mendasarinya.
Sebagai contoh, anggaplah perusahaan penggergajian kayu memproses kayu menjadi empat kelas dengan luar total 3.000.000 kaki persegi berikut.

Pertama dan kedua         450.000
Umum nomor 1                1.200.000
Umum nomor 2                600.000
Umum nomor 3                750.000
Total                                   3.000.000

Total biaya patungan adalah $ 186.000. Dengan menggunakan metode unit fisik, berapa biaya patungan yang dialokasikan ke setiap kelas kayu? Pertama, tentukan proporsi dari total unit untuk setiap kelas, kemudian bebankan proporsi biaya patungan pada setiap kelas.


Unit
Persen Unit
Alokasi Biaya Patungan

Pertama dan kedua

450.000

0,15

$ 27.900
Umum nomor 1
1.200.000
0,40
74.400
Umum nomor 2
600.000
0,20
37.200
Umum nomor 3
750.000
0,25
46.500
Total
3.000.000

$ 186.000

Metode unit fisik menganggap setiap unit bahan baku pada produk akhir memiliki biaya yang sama untuk diproduksi. Hal ini paling tepat jika elemen yang dominan bisa ditelusuri hingga ke produk.
b.  Metode Nilai Penjualan saat Pemisahan
Metode nilai penjualan saat pemisahan (sales value at split off method) mengalokasikan biaya patungan berdasarkan proporsi setiap produk pada nilai penjualan pada titik pemisahan. Berdasarkan metode ini, semakin tinggi nilai pasar, sernakin besar bagian dari biaya patungan yang dibebankan terhadap produk tersebut. Asalkan harga saat pemisahan stabil atau fluktuasi harga dari berbagai produk disinkronisasi (tidak harus pada jumlahnya, tetapi bisa juga pada tingkat perubahan), biaya yang dialokasikannya akan tetap konstan.
Dengan mengunakan contoh yang sama, yaitu pada biaya penggergajian kayu di pembahasan sebelumnya dari metode unit fisik, biaya patungan sebesar $ 186.000 didistribusikan ke berbagai kelas berdasarkan nilai pasarnya saat pemisahan.


Unit
Harga Saat Pemisahan
Nilai Penjualan Saat Pemisahaan
Persen
Aloksai Biaya Patungan

Pertama dan kedua

450.000

$ 300

$ 135.000

0,2699

$ 50.201
Umum nomor 1
1.200.000
200
240.000
0,4799
89.261
Umum nomor 2
600.000
121
72.600
0,1452
27.007
Umum nomor 3
750.000
70
52.500
0,1050
19.530
Total
3.000.000

$ 500.100

$185.999*

*Jumlah totalnya bukan $186.000 karena pengaruh pembulatan

Perhatikan bahwa biaya patungan dialokasikan berdasarkan proporsi nilai penjualan pada titik pemisahan. Sebagai contoh, kelas kayu Umum nomor 1 bernilai $ 240.000 saat pemisahan, dan jumlah itu berarti 47,99 persen dari total nilai penjualan. Oleh sebab itu, 47,99 persen dari total biaya patungan dibebankan pada kelas kayu Umum nomor 1.
c.  Metode Nilai Bersih yang Dapat Direalisasikan
Ketika nilai pasar digunakan untuk mengalokasikan biaya patungan, kita menggunakan nilai pasar saat titik pemisahan. Akan tetapi, harga pasar untuk produk tertentu terkadang tidak ada yang tersedia saat titik pemisahan. Dalam hal ini, metode nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value method) bisa digunakan. Pertama, tentukan nilai penjualan hipotetis (hypotbetical sales value) untuk setiap produk bersama dengan pengurangan semua biaya pemrosesan yang bisa dipisahkan (atau lebih lanjut) dari nilai pasar akhir.
Kemudian, metode nilai bersih yang dapat direalisasikan bisa digunakan untuk memproratakan biaya patungan berdasarkan bagian dari setiap produk atas nilai penjualan hipotetis.
Misalkan, suatu perusahaan memproduksi produk Alpha dan Beta dengan
proses patungan. Biaya satu putaran produksi adalah $ 5.750, serta menghasilkan 1.000 galon Alpha dan 3.000 galon Beta. Kedua produk ini tidak bisa dijual saat pemisahan, tetapi harus diproses lebih lanjut sehingga biaya pemisahan adalah
$ 1 per galon untuk Alpha dan $ 2 per galon untuk Beta. Harga pasar akhir untuk Alpha sebesar $ 5 dan Beta sebesar $ 4. Alokasi biaya patungan dengan menggunakan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah sebagai berikut.


Harga
Biaya Pemrosesan Lebih Lanjut
Harga Pasar Hipotesis
Jumlah Unit
Harga Pasar Hipotesis
Alokasi Biaya Patungan

Alpha

$ 5

$ 1

$ 4

1.000

$ 4.000

$ 2.300
Beta
4
2
2
3.000
6.000
3.450





$ 10.000
$ 5.750


Perhatikan bahwa biaya patungan dialokasikan berdasarkan bagian dari setiap produk atas nilai pasar hiporetis. Jadi, Alpha menerima 40 persen dari biaya patungan ($ 2.300) karena mencakup 40 persen dari nilai pasar hipotetis. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan akan berguna ketika satu atau beberapa produk tidak bisa dijual saat titik pemisahan, tetapi harus diproses lebih lanjut.
d.  Produk Sampingan

DAFTAR PUSTAKA


Don R. Hansen Maryanne M. Mowen, Akuntansi Manajemen, ed. 8, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2009.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar