Selasa, 08 Desember 2015

EVA dan MVA

Pengertian Nilai Tambah Ekonomis (EVA)

Economic value Added adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomis dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital)
Menurut K. Reilly dan Keith C.B. Manajemen Keuangan (2001:2) menyatakan bahwa :
“Economic value added (EVA) Is an internal management performance measure that campres net operation profit to total cost of capital. Indecates how profitabile campany projects are as sign of mangement porformance (nilai tambah ekonomis adalah manjemen internal yang menunjuk ukuran yang menbandingkan laba bersih setelah pajak dengan modal. Laba atau kemampuan perusahaan seperti yang diinginkan perusahaan)”.

Warsono (2004:48) menyatakan bahwa economic value added (nilai tambah ekonomis/EVA) adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya.
5

Menurut Eguene F. Brigham, dalam bukunya Manajemen Keuangan (2001:52), mengatakan bahwa EVA adalah cara untuk mengukur profitabilitas operasi yang sesungguhnya. Biaya modal hutang (beban bunga) dikurangkan ketika menghitung laba bersih, tetapi biaya ini tidak dikurangkan pada saat menghitung biaya modalekuatis. Oleh karena itu, secara ekonomis, laba bersih ditetapkan terlalu tinggi dibandingkan laba “yang sesungguhnya”. Jadi, EVA menyelesaikan konvensional.
EVA dihitung dengan mengurangkan laba operasi setelah pajak dengan biaya tahunandari semua modal yang digunakan perusahaan besar seperti Cola-Cola, AT&T, Quaker Oats, Briggs, Startton, dan CSX menggunakan EVA dalam mencapai keberhasilan mereka.
Perhatikan bahwa dalam menghitung EVA kita tidak menambahkan kembali penyusutan. Meskipun bukan merupakan beban kas, namun penyusutan adalah biaya, dan karenanya dikurangkan ketika menentukan laba bersih dan EVA. Dalam menghitung EVA diasumsikan bahwa penyusutan ekonomis yang sesungguhnya atas aktiva tetap perusahaan sama dengan tingkat penyusutan untuk tujuan akuntansi dan pajak. Jika ini bukan merupakan masalah, maka penyesuaian perlu dibuat untuk memperoleh pengakuan EVA, yang akurat.
EVA memberikan tolok ukur yang baik tentang apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Oleh karena itu, jika manajer memfokuskan pada EVA, maka hal ini membantu memastikan bahwa mereka beroperai dengan cara yang konsisten untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Perhatikan pula bahwa EVA dapat ditentukan untuk devisi dan perusahaan secara keseluruhan, sehingga EVA memberikan dasar yang berguna dalam menentukan kompensasi manajemen pada semua tingkatan. Sehingga pada saat ini banyak perusahaan mengunakan EVA sebagai dasar utama untuk menentukan kompensasi manajemen.
EVA dapat diterapkan pada semua divisi yang ada disuatu perusahaan, dan biaya modal akan merefleksikan resiko dari suatu unit bisnis. Jumlah EVA dari seluruh devisi merupakan EVA dari perusahaan.
Lanjut Warsono menyatakan bahwa perusahaan bisa dianggap sehat jika mendapatkan EVA yang positif.
 Menurut Warsono dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2004:48)mengatakan bahwa rumus yang digunakan untuk menghitung EVA adalah :
EVA = NOPAT – C . WACC
Dimana :
NOPAT     = Net Operating Profit After Tex
C               = Capital
WACC        = Weightet Average Cost of Capital

Langkah-langkah untuk menghitung EVA adalah :
1.    Menghitung besarnya NOPAT
2.    Mengidentifikasi Investet capital
3.    Menentukan capital cost ratet atau WACC (weightet average cost of capital)
4.    Menghitung EVA
Cara menentukan besarnya laba setelah pajak (EAT/NOPAT) menurut Martono (2004:24)
Penjualan bersih                                          xxxx
Harga harga pokok penjualan                       xxxx    -
Laba kotor                                                   xxxx
Biaya penjualan umum dan administrasi        xxxx    -
Laba usaha sebelum bunga dan pajak (EBIT)         xxxx
Biaya bunga                                                          xxxx    -
Laba sebelum pajak (EBT)                           xxxx
Pajak                                                          xxxx    -
Laba setelah pajak (EAT)                                       xxxx

Pengukuran kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan umumnya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan seperti rasio profitabilitas. Pengukuran yang hanya menganalisis laporan keuangan memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut telah dikembangkan konsep baru yaitu EVA dan MVA. EVA dan MVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. EVA dan MVA dianggap paling memiliki korelasi dengan perubahan dan penciptaan nilai saham di perusahaan. Kekuatan konsep EVA dan MVA adalah penciptaan nilai perusahaan dan manajemen dipaksa mengetahui beberapa the true cost of capital dari bisnisnya, sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal bisa diperlihatkan secara jelas.


Pengertian Kinerja
Istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.
 Pengertian Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan
Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Helfert (2000) kinerja keuangan adalah hasil dari banyak keputusan manajemen yang dibuat secara terus menerus oleh manajer. Penilaian kinerja keuangan perusahaan merupakan upaya untuk mengetahui prestasi yang ingin dicapai oleh perusahaan sebagai suatu unit usaha yang umumnya banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksisitensi perusahaan.
Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja Perusahaan
Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan eksisitensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan­kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahan tersebut.
 Metode Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan

a. Economic Value Added/EVA/Nilai Tambah Ekonomi
Istilah Economic Value Added/EVA/Nilai Tambah Ekonomi pertama kali dipopulerkan oleh Stern Steward Management Service yang merupakan perusahaaan konsultan dari Amerika Serikat. Ukuran kinerja ini pertama kali diperkenalkan oleh George Bennet Steward III dan Joel M Stern yang merupakan analis keuangan Stern Steward (Utama, 1997).
Menurut Mirza (1999) tolok ukur penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut:
1)      Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.
2)      Apabila EVA = 0 menunjukkan posisisi impas atau Break Event Point. 3) Apabila EVA < 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah.
Rumus untuk menghitung EVA menurut Brigham dan Houston (2001: 51): EVA = EBIT (1-Tarif Pajak) – (Total Modal) (Biaya Modal Setelah Pajak)

b. Market Value Added/MVA/Nilai Tambah Pasar.
MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. MVA yang dihasilkan oleh kinerja manajerial sepanjang umur perusahaan yang di-present value-kan (Mirza dan Imbuh, 1999). Tujuan dari perusahaan adalah menciptakan MVA yang positif, karena:
1)      MVA > 0 maka manajemen telah berhasil memberikan nilai tambah kepada para penyandang dana.
2)      MVA < 0 maka perusahaan tidak berhasil memberikan nilai tambah kepada para penyandang dana.
Rumus menghitung MVA menurut Brigham dan Houston (2001:50):
MVA = (Saham yang beredar x Harga saham) – Total ekuitas saham biasa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar