Pengertian Nilai
Tambah Ekonomis (EVA)
Economic value Added adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomis dalam suatu perusahaan yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua
biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital)
Menurut K. Reilly dan Keith C.B. Manajemen Keuangan (2001:2)
menyatakan bahwa :
“Economic value added (EVA) Is an internal management
performance measure that campres net operation profit to total cost of capital.
Indecates how profitabile campany projects are as sign of mangement porformance (nilai tambah ekonomis adalah manjemen internal yang
menunjuk ukuran yang menbandingkan laba bersih setelah pajak dengan modal. Laba
atau kemampuan perusahaan seperti yang diinginkan perusahaan)”.
Warsono (2004:48) menyatakan bahwa economic value added
(nilai tambah ekonomis/EVA) adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak
dengan biaya modalnya.
|
Menurut Eguene F. Brigham, dalam bukunya Manajemen
Keuangan (2001:52), mengatakan bahwa EVA adalah cara untuk mengukur
profitabilitas operasi yang sesungguhnya. Biaya modal hutang (beban bunga)
dikurangkan ketika menghitung laba bersih, tetapi biaya ini tidak dikurangkan
pada saat menghitung biaya modalekuatis. Oleh karena itu, secara ekonomis, laba
bersih ditetapkan terlalu tinggi dibandingkan laba “yang sesungguhnya”. Jadi,
EVA menyelesaikan konvensional.
EVA dihitung dengan mengurangkan laba operasi setelah
pajak dengan biaya tahunandari semua modal yang digunakan perusahaan besar
seperti Cola-Cola, AT&T, Quaker Oats, Briggs, Startton, dan CSX menggunakan
EVA dalam mencapai keberhasilan mereka.
Perhatikan bahwa dalam menghitung EVA kita tidak
menambahkan kembali penyusutan. Meskipun bukan merupakan beban kas, namun
penyusutan adalah biaya, dan karenanya dikurangkan ketika menentukan laba
bersih dan EVA. Dalam menghitung EVA diasumsikan bahwa penyusutan ekonomis yang
sesungguhnya atas aktiva tetap perusahaan sama dengan tingkat penyusutan untuk
tujuan akuntansi dan pajak. Jika ini bukan merupakan masalah, maka penyesuaian
perlu dibuat untuk memperoleh pengakuan EVA, yang akurat.
EVA memberikan tolok ukur yang baik tentang apakah
perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Oleh karena
itu, jika manajer memfokuskan pada EVA, maka hal ini membantu memastikan bahwa
mereka beroperai dengan cara yang konsisten untuk memaksimalkan nilai pemegang
saham. Perhatikan pula bahwa EVA dapat ditentukan untuk devisi dan perusahaan
secara keseluruhan, sehingga EVA memberikan dasar yang berguna dalam menentukan
kompensasi manajemen pada semua tingkatan. Sehingga pada saat ini banyak
perusahaan mengunakan EVA sebagai dasar utama untuk menentukan kompensasi
manajemen.
EVA dapat diterapkan pada semua divisi yang ada disuatu
perusahaan, dan biaya modal akan merefleksikan resiko dari suatu unit bisnis.
Jumlah EVA dari seluruh devisi merupakan EVA dari perusahaan.
Lanjut Warsono menyatakan bahwa perusahaan bisa dianggap
sehat jika mendapatkan EVA yang positif.
Menurut Warsono dalam bukunya Manajemen Keuangan
Perusahaan (2004:48)mengatakan bahwa rumus yang digunakan untuk
menghitung EVA adalah :
EVA = NOPAT – C . WACC
Dimana :
NOPAT
= Net Operating Profit After Tex
C
= Capital
WACC
= Weightet Average Cost of Capital
Langkah-langkah untuk
menghitung EVA adalah :
1. Menghitung besarnya NOPAT
2. Mengidentifikasi Investet
capital
3. Menentukan capital cost ratet atau WACC (weightet
average cost of capital)
4. Menghitung EVA
Cara menentukan besarnya
laba setelah pajak (EAT/NOPAT) menurut Martono (2004:24)
Penjualan bersih
xxxx
Harga harga pokok
penjualan
xxxx -


Laba usaha sebelum bunga dan pajak
(EBIT) xxxx

Laba sebelum pajak (EBT)
xxxx

Laba setelah pajak (EAT)
xxxx
Pengukuran kinerja keuangan
merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan
sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan
keputusan dalam perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan umumnya dilakukan dengan menganalisis
laporan keuangan seperti rasio profitabilitas. Pengukuran yang hanya menganalisis laporan keuangan memiliki kelemahan
utama yaitu mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk
mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut telah dikembangkan konsep baru yaitu EVA dan
MVA. EVA dan MVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu
investasi. EVA dan MVA dianggap paling memiliki korelasi dengan perubahan
dan penciptaan nilai saham di perusahaan. Kekuatan konsep EVA dan MVA adalah penciptaan nilai perusahaan dan
manajemen dipaksa mengetahui beberapa the true cost of
capital dari bisnisnya, sehingga
tingkat pengembalian bersih dari modal bisa diperlihatkan secara jelas.
Pengertian Kinerja
Istilah
kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi
keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh
setiap perusahaan
dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.
Pengertian Pengukuran
Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan
salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran
tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi perilaku
pengambilan keputusan dalam perusahaan
Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Helfert (2000) kinerja
keuangan adalah hasil dari banyak keputusan manajemen yang dibuat secara terus menerus oleh manajer. Penilaian
kinerja keuangan perusahaan merupakan upaya untuk mengetahui
prestasi yang ingin dicapai oleh
perusahaan sebagai suatu unit usaha yang umumnya banyak dilakukan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksisitensi perusahaan.
Laporan Keuangan Sebagai
Informasi Dalam Menilai Kinerja Perusahaan
Laporan keuangan yang disusun
dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan
dengan eksisitensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu
adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatankegiatannya
kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahan tersebut.
Metode Pengukuran Kinerja
Keuangan Perusahaan
a. Economic
Value Added/EVA/Nilai Tambah Ekonomi
Istilah Economic
Value Added/EVA/Nilai Tambah Ekonomi pertama kali dipopulerkan oleh Stern
Steward Management Service yang merupakan perusahaaan konsultan dari
Amerika Serikat. Ukuran kinerja ini pertama kali diperkenalkan oleh George Bennet Steward III dan Joel M Stern yang
merupakan analis keuangan Stern Steward (Utama, 1997).
Menurut Mirza (1999) tolok ukur
penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut:
1) Apabila
EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada
perusahaan.
2) Apabila
EVA = 0 menunjukkan posisisi impas atau Break Event Point. 3)
Apabila EVA < 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi
proses nilai
tambah.
Rumus
untuk menghitung EVA menurut Brigham dan Houston (2001: 51): EVA = EBIT (1-Tarif Pajak) –
(Total Modal) (Biaya Modal Setelah Pajak)
b. Market
Value Added/MVA/Nilai Tambah Pasar.
MVA
digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga
sekarang. MVA yang dihasilkan oleh kinerja manajerial sepanjang umur perusahaan yang di-present value-kan (Mirza
dan Imbuh, 1999). Tujuan dari perusahaan adalah menciptakan MVA
yang positif, karena:
1) MVA > 0 maka manajemen telah
berhasil memberikan nilai tambah kepada para penyandang dana.
2) MVA < 0 maka perusahaan
tidak berhasil memberikan nilai tambah kepada para penyandang dana.
Rumus menghitung MVA menurut
Brigham dan Houston (2001:50):
MVA = (Saham yang beredar x
Harga saham) – Total ekuitas saham biasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar